Dipasang di tanah dan di atappanel suryainstalasi adalah dua pilihan umum untuk sistem energi surya perumahan dan komersial.Masing-masing memiliki kelebihan dan pertimbangannya sendiri, dan pilihan di antara keduanya bergantung pada beberapa faktor, termasuk ketersediaan ruang, orientasi, biaya, dan preferensi pribadi.Berikut beberapa pertimbangan utama:
Ketersediaan ruang: Sistem yang dipasang di darat memerlukan lahan terbuka atau halaman yang luas untuk menampung panel surya.Cocok untuk properti dengan banyak ruang.Sebaliknya, pemasangan di atap memanfaatkan ruang atap dan ideal untuk properti dengan luas tanah terbatas.
Penyelarasan dan kemiringan: Pemasangan di tanah menawarkan lebih banyak fleksibilitas dalam orientasi panel dan sudut kemiringan.Mereka dapat disesuaikan untuk memaksimalkan produksi energi matahari sepanjang hari dan tahun.Sebaliknya, pemasangan di atap dibatasi oleh orientasi atap dan mungkin tidak menawarkan tingkat penyesuaian yang sama.
Instalasi dan pemeliharaan: Instalasi yang dipasang di tanah umumnya memerlukan instalasi yang lebih ekstensif, termasuk menggali fondasi dan menyiapkan sistem rak.Pemasangan di atap biasanya lebih sederhana dan melibatkan pemasangan panel surya di atap.Perawatan untuk kedua opsi biasanya mencakup pembersihan berkala dan inspeksi untuk potensi masalah naungan.
Biaya: Pemasangan di permukaan tanah cenderung memiliki biaya awal yang lebih tinggi karena diperlukan bahan tambahan dan tenaga kerja untuk pemasangan.Pemasangan di atap mungkin lebih hemat biaya karena memanfaatkan struktur yang ada.Namun, keadaan dan faktor individu seperti kondisi atap dan kemiringan dapat mempengaruhi biaya keseluruhan.
Bayangan dan Penghalang: Pemasangan di atap mungkin ternaungi oleh pohon, bangunan, atau bangunan lain di dekatnya.Pemasangan di tanah dapat dipasang di area yang tidak terlalu teduh untuk memastikan penerimaan sinar matahari maksimal.
Estetika dan Dampak Visual: Beberapa orang lebih memilih pemasangan di atap karena panel surya menyatu dengan struktur bangunan dan tidak terlalu mengganggu secara visual.Sebaliknya, pemasangan di tanah lebih mencolok, namun dapat dipasang di lokasi yang meminimalkan dampak visual.
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah umur instalasi.Instalasi yang dipasang di tanah dan di atap memiliki masa hidup yang serupa, biasanya sekitar 25 hingga 30 tahun, namun ada faktor-faktor tertentu yang dapat memengaruhi masa pakainya.
Untuk instalasi yang dipasang di tanah, paparan terhadap faktor lingkungan seperti hujan, salju, dan fluktuasi suhu dapat mempengaruhi masa pakainya.Namun, sistem yang dipasang di tanah biasanya lebih mudah dirawat dan diperbaiki dibandingkan sistem yang dipasang di atap, yang mungkin memerlukan tenaga kerja dan peralatan tambahan untuk mengaksesnya.
Sebaliknya, pemasangan di atap dapat mengalami keausan akibat atap itu sendiri, seperti potensi kebocoran atau kerusakan akibat angin kencang atau badai.Penting untuk memastikan bahwa atap dalam kondisi baik dan mampu menopang bobot panel surya.
Penting untuk dicatat bahwa beberapa asosiasi pemilik rumah atau kotamadya mungkin memiliki batasan atau peraturan mengenai instalasi tenaga surya.Sebaiknya tanyakan kepada pemerintah daerah Anda untuk mengetahui pedoman atau izin apa yang diperlukan untuk pemasangan di tanah atau di atap sebelum mengambil keputusan.
Akhirnya, pertimbangkan tujuan energi Anda dan potensi manfaat dari setiap opsi.Baik instalasi yang dipasang di tanah maupun di atap dapat mengurangi ketergantungan pada sumber energi tradisional, sehingga menghasilkan penghematan energi yang signifikan dan manfaat bagi lingkungan.Tergantung pada lokasi dan ukuran sistem, energi surya dapat mengimbangi sebagian atau seluruh konsumsi energi Anda, sehingga menghasilkan penghematan biaya jangka panjang dan pengurangan jejak karbon.
Waktu posting: 06-Sep-2023